Pedagang batu Akik bingung karena pencahariannya terancam , bisa beralih jadi kriminal
Prediksi Hongsing - Di Indonesia sempat dilanda demam batu akik beberapa waktu lalu. Bahkan di awal tahun ini, fenomena batuk akik seolah membuat kaum adam terbius akan pesonanya.
Akik pun menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Tak heran kala akik sedang booming, banyak orang berlomba-lomba untuk memilikinya.
Sejumlah orang juga memilih beralih profesi menjadi penjual dan penggosok akik. Sepanjang tahun ini, profesi penjual batu akik dianggap begitu menjanjikan pundi-pundi uang. Semua outlet penjual akik seperti jadi tempat tongkrongan baru. Meski tak membeli, cara menggosok batu akik menjadi daya tarik tersendiri.
Di tengah kejayaan akik kemarin, banyak yang memprediksi nasibnya akan sama seperti kehebohan ikan lohan pada tahun 2000-an lalu. Di satu waktu, disebut-sebut akik akan kehilangan fansnya.
Prediksi itu agaknya benar. Sejak perekonomian Tanah Air tak stabil, banyak yang mulai melupakan akik. Naiknya kebutuhan pokok jadi alasan kenapa mereka memilih menanggalkan hobi menggosok batu akik.
Menurunnya daya beli batu akik membuat pedagang lesu. Mereka harus berputar otak menyambung hidup. Sayang, tak jarang cara yang dipilih malah berujung kriminal. Berikut beberapa cerita pedagang yang beralih jadi kriminal saat akik tak lagi fenomenal:
Sepinya bisnis akik ini membuat sejumlah pedagang bangkrut atau banting stir. Sumardi, warga Manahan, Solo beralih profesi dengan berjualan minuman keras (miras) jenis ciu. Namun bukannya tambahan penghasilan yang didapat, belum genap seminggu, polisi menangkapnya.
Kasat Sabara Polresta Solo Kompol Edy Sulistyanto mengatakan, Sumardi ditangkap petugas saat akan menjual ciu di daerah Manahan, Banjarsari. Petugas menyita puluhan botol miras jenis ciu serta beberapa jeriken berisi miras jenis lainnya.
Menurut Edy, sebelum menjual miras, Sumardi mengaku menjual batu akik. Namun karena sedang lesu, ia tergiur tawaran temannya untuk berjualan miras. Karena berjualan miras keuntungannya lebih besar. Dan akhirnya pelaku beralih profesi menjadi penjual miras
Lantaran tak punya uang untuk membeli rokok saat begadang, tiga pria yang berprofesi sebagai penjual batu akik, nekat merampas ponsel warga. Tepergok, satu pelaku di antaranya ditembak polisi bagian kakinya saat melarikan diri.
Peristiwa itu terjadi saat tersangka Mista (28) dan dua rekannya Angkut dan Ian (DPO) hendak begadang di sekitar kediaman mereka di rumah susun, Blok S, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang.
Ketika sudah berkumpul, ketiganya mengaku tak punya uang untuk membeli rokok. Kemudian muncullah niat untuk melakukan kejahatan. Tersangka Mista mengambil dua bilah parang dari rumahnya.
"Mau begadang pak, ambil HP itu buat beli rokok saja. Kami lagi buntu, batu akik sepi," ungkap tersangka Mista di Mapolsek Ilir Timur I Palembang.
RS pusing saat usahanya sebagai pedagang batu akik tak selaris dulu. Dia memilih jadi kurir DVD film porno.
"Dulu jual batu akik sebelumnya, tapi sekarang batu akik sepi menurun jadi cari-cari pekerjaan lain," kata tersangka R kepada wartawan di Polda Metro Jaya.
Pelaku RS mengaku hasil yang diperoleh mengantarkan penjualan DVD film porno untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia mengatakan, selama di Jakarta tinggal bersama tersangka R.
"Kenal sama R di Glodok sama dagang di sana. Saya belum nikah jadi duitnya buat makan saja," kata dia.
Pelaku berinisial R sebagai pemilik rumah produksi DVD film porno masih dalam pencarian aparat Kepolisian. Sebab, saat melakukan penggeledahan tersangka R tidak berada di lokasi.
"Sehari omzet 500 keping, 1 keping 15 ribu jadi bisa 200 juta per bulan," kata dia.
Sincerely,
Prediksi Hongsing
0 comments:
Post a Comment